Batik tulis klasik ini memiliki warna yang kaya, nuansa coklat, merah mudah, dan biru. Setidaknya perlu tiga kali pencelupan. Jika nuansa coklat diperoleh dari beberapa kali pencelupan untuk warna yang sama, maka dapat dipastikan bahwa pencelupan dilakukan lebih dari empat kali. Suatu upaya yang luar biasa untuk mendapatkan selembar kain batik tulis ini.
Dari gambar di atas nampak dalam Batik motif Pagi Soreterdapat berbagai motif Parang yang dilengkapai dengan bentukan buntalan bunga. Paduan yang harmonis dari motif geometris yang berulang dengan ketat dengan bunga yang terlihat lebih dinamis dari motif geometris seperti aneka bentuk parang.
Batik pagi sore ini dibuat dengan teknik cap, bukan teknik tulis menggunakan canting. Bebereoa pendapat dari ahli batik menyayangkan kenyataaan bahwa dalam motif Batik Cap , nilai-nilai sakral dan magis seperti yang ada dalam Batik Tulis akan menjadi sangat berkurang, kalaupun tidak dikatangan hilang sama sekali. Arti dan makna dalam motifnya tidak dapat kita jumpai lagi dan hanya tersisakan keindahan saja.
Dan kita tentunya juga tahu bahwa dari dua jenis batik ini, Batik Tulis dan Batik Cap, masih terdapat beberapa perbedaan lain yang kentara. Dalam sebuah batik tulis sukar didapati adanya perbedaan warna penyajian motif batik baik dilihat bagian luar kain dan dari bagian dalam (dari kedua sisi) kain. Sedang dalam batik cap tampak adanya perbedaan yang nyata.
Isen (pengisian) cecek dalam batik tulis tidak ada satupun yang sama, tetapi tetap terlihat halus, rapih dan terlukiskan satu per satu. Sedang dalam jarik cap tampak lebih kasar dan biasanya nampak lebih besar, meskipun perulangannya lebih sempurna (karena menggunakan cap yang mirip klise).
Namun demikian, dalam batik cap tetap didapati rasa seni yang tidak ada dalam batik printing. Karena meskipun menggunakan cap sebagai penoreh malam pada kain mori, tiap lembar batik cap pada dasarnya dibuat satu persatu. Penggunaan cap hanya mempercepat saja, pada dasarnya setiap gambar diterakan satu persatu.